Darsem – Mendadak Kaya atau Ujian Keikhlasan

Beberapa waktu lalu sempat dihebohkan TKI yang bersiap menunggu eksekusi hukuman pancung di Arab Saudi. Lalu hebohlah orang-orang baik di social media maupun di media massa. Alhamdulillah terkumpul deh duit hingga milayaran rupiah. Alhamdulillah lagi TKI tersebut kemudian lolos dari hukuman setelah membayar diyat. Dan sekali lagi alhamdulillah TKI itu kini menjadi orang yang kaya raya akibat uang bantuan itu.

Kemudian ternyata masalah tidak happy ending, media kembali heboh. Mengatakan bahwa si Darsem foya-foya dengan harta yang dimilikinya. Dan puncaknya hari ini tadi saya lihat berita kalau para donatur ingin menarik uangnya kembali.

Jujur, saya bukan termasuk ratusan ribu donatur Darsem, saya juga bukan keluarganya, rumahnya dimana aja saya gak tahu hehehe… tapi saya cuma menyayangkan saja aksi mengancam penarikan dana untuk Darsem tersebut. Entah bagaimana catatan Malaikat nanti jika itu benar-benar dilakukan. Bahkan mungkin catatan pahala anda sudah dihapus begitu anda selesai menyatakan akan menarik donasi.

Saya teringat sebuah kisah dimana ada seorang majikan yang membagikan gaji pegawai2-nya. Tapi ada satu pegawai yang waktu itu pergi sehingga tidak mendapatkan gajinya. Sang majikan lalu mengelola uang gaji itu hingga menjadi kebun-kebun dan ternak yang banyak. Setelah bertahun-tahun, karyawan itu datang dan menagih gajinya. Si Majikan mengatakan bahwa semua kebun dan ternak itulah miliknya. Dan karyawan itu mengambil semuanya tanpa bersisa.

Walaupun tidak persis sama, tapi dua kasus diatas serupa. Intinya bantuan yang kita berikan telah membuat seseorang kaya raya. Disinilah keikhlasan kita dipertaruhkan. Jika gara-gara itu kita jadi marah lalu ingin mengambil kembali bantuan, maka bisakah kita mengatakan pada Allah kalau kita ikhlas?

Yang paling membuat saya aneh dan bertanya-tanya,
Benarkah kita ingin para TKI itu sejahtera?
Benarkah kita ingin bantuan kita membuat orang lain jadi mandiri?
Benarkah kita membantu agar tak ada lagi orang miskin?

Menurut saya, inilah bantuan paling sukses selama ini. Bantuan yang mampu mengubah nasib seseorang dari ujung pedang menjadi orang yang kaya raya. Perkara dia nggak mau infaq atau shadaqah memangnya kita ini Allah yang tahu semuanya?

35 thoughts on “Darsem – Mendadak Kaya atau Ujian Keikhlasan

  1. kya na kisah tu pernah ane dengar deh. tapi tanpa ” kebon “. majikan itu hanya membeli ternak kemudian ia memelihara na sehingga baranak-pinak.
    klo ga salah itu kisah itu terjadi pada zaman tabiin deh.

  2. Kalaulah donasi yang diberikan kini bahkan menjadikan Darsem kaya, artinya pendonor telah membantu Darsem dua kali, yaitu membebaskan Darsem dari hukuman pancung dan menjadikan Darsem kaya. Dua kali pula pahala yang diperoleh, terlepas dari apakah Darsem gunakan untuk berpoyah-poyah. Itulah pentingnya sifat Ikhlas, yaitu memberi tanpa berharap imbalan, tidak juga sekedar ucapan terima kasih. Berharap Darsem menggunakan bantuan yang diberikan sesuai yang kita inginkan adalah juga nama lain dari “mengharap imbalan”.

      • Saya juga setuju dengan pendapat ini. Cuma saya tidak mengikut proses pemberian dana bantuan ini. Baiknya si penyampai mengingatkan sama Darsem sebagai tanggung jawab amanah, agar uang itu digunakan sebaik-baiknya bukan untuk poya-poya. Hal ini sebagi bentuk tolong menolong dalam kebaikan. Wallohu ‘alam.

    • menurut saya tidak ada yang salah dengan berharap tentang kebaikan…

      berharap supaya si Darsem menggunakan uangnya untuk hal-hal yang positif apakah salah ??????

      yang salah itu ga ikhlasnya, bukan berharapnya…

      wallahu alam bishshawab

      • Jadi kalau berharap pada darsem supaya berbuat baik itu namanya ikhlas ya? Wah musti buka buku lagi nih karena setahu saya berharap tuh sama Allah bukan sama darsem. 🙂

      • waduh salah pengertian euuuyyy :)…

        berharap itu seperti, misalnya anak kecil yang berharap dibeliin es krim, berharap nilai pelajaran sekolahnya bagus, berharap si anu ga nakal sama dia. Seperti orang tua yang berharap anaknya menjadi anak yang sholeh…

        Harapan itu kan doa juga mas… Masak sih kita ga boleh berdoa supaya si Darsem menggunakan uangnya untuk hal-hal yang positif…

      • Nah, kalau berharap pada Allah supaya Darsem berbuat baik itu sangat boleh. Cuma kalau pakai ngancam menarik kembali bantuan, lha jadi ragu beneran gak tuh berharapnya pada Allah 🙂 Kan jadinya seperti gini: Ya Allah bukakan hati darsem, kalau ndak saya akan tarik kembali bantuan yang saya berikan xixixi…

  3. Saya gak pernah liat berita mas, jadi baru tahu infonya disini.. Kelihatan banget yg sedekah gk ikhlas,, memalukan..

    btw, bagi domain gratisnya udah tamat ya mas? soalnya di sidebar gak update! 😀

  4. Lucu juga yach… sedekah koq di hitung2…
    Kalo si Darsem ngambil jalan sendiri untuk penggunaan duitnya, ya terserah aja, toh juga dia sendiri yang tau n tanggung akibatnya…

  5. wah nama mas lutvi kliatannya dah branded sekarang yak…:)
    menyebut kata IKHLAS tuh jadi mrinding saya…soalnya ini adalah seperti keniscayaan. saat mgk bs ikhlas, saat selanjutnya kita blm tentu bs!(gak usah besok ato lusa !).
    si donatur saat nyumbang bs krn kasian kasian, tapi setelah tau kisah darsem..ya ga tau lagi..

  6. Brarti ujianx utk darsem dn yg ngasih donasi, darsem di uji rasa sukurnya dn yg ngasih donasi di uji ikhlasnya.

    hasil donasi sharusnya bisa di mnfaatin dgn baik heheh :D, kyk donasi Mas Lutvi utk domain saya http://weddingdressbuyonline.info
    brkat domain ini amazon saya pecah telor 🙂 🙂 🙂 😀
    Alhamdulillaaah, meskipun gak mendadak kaya kyk critanya darsem tapi rasa sukur dan senang tak terbayangkan rasax ingin loncat2 ehehehe, makasih Mas Lutvi.. 🙂

    Semoga sukses dunia akhirat Mas Lutvi..

    • Cocok nih komentar. Sangat betul !! Keduanya dapat ujian. Si Darsem ujian syukur, para donatur ujian keikhlasan. Tapi kayaknya kalau saya ngasih nasehat ke Darsem gak bakal nyampe deh. Tapi kalau ke donaturnya, ya mudah-mudahan ada satu dua orang yang baca. Tapi bener, semua di uji disini. Bahkan saya yang bukan donatur pun diuji, saat menghadapi kisah seperti ini, musti gimana? Nyalahin para donatur, bukan hal yang tepat, nyalahin Darsem-nya juga salah. Mudah-mudahan langkah saya ngingatkan untuk ikhlas lebih manfaat walaupun boleh jadi bagi sebagian orang masih salah juga 🙂

      Soal pecah telor saya ucapkan selamat, mudah-mudahan gak cuma pecah telor tapi juga lahir cek ratusan dollar 🙂

Leave a reply to abdul majid Cancel reply